Selamatdansukses’s Blog

Just another WordPress.com weblog

Arsip untuk lalu aku memberitahukannya. Kemudian

KISAH NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL

NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL AS

Written by abdullah
Monday, 03 November 2008 13:22
Menapak di usia remajanya, Nabi Ismail menjadi orang yang paling dihargai dan dikagumi di kalangan Bani Jurhum, dimana Ismail mempelajari bahasa Arab dari mereka. Setelah nabi Ismail mencapai usia dewasa, ia kemudian dinikahkan dengan salah seorang wanita yang berasal dari kalangan mereka, Bani Jurhum yang telah mengajarinya bahasa Arab, yang mengagumi dan sangat mengahargai nabi Ismail. Tidak lama setelah pernikahannya, ibunda nabi Ismail pun meninggal.
Setelah nabi Ismail menikah, ayahnya, Nabi Ibrahim datang berkunjung ke rumahnya untuk menemuinya beserta keluarga Nabi Ismail. Sesampainya di sana, Nabi Ibrahim tidak menemukan Nabi Ismail kecuali isterinya, menantu Nabi Ibrahim. Kemudian Nabi Ibrahim pun bertanya kepada isterinya mengenai keberadaan Nabi Ismail, kemudian ia menjawab, “Ia (Nabi Ismail) sedang pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada isteri Nabi Ismail perihal kehidupan dan keadaan mereka. Dan sang menantupun menjawab, “Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan.” Isteri nabi Ismail mengadu kepada Nabi Ibrahim. Kemudian, Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya untuk mengganti palang pintu rumahnya.”
Ketika Nabi Ismail pulang, ia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, Nabi Ismail pun bertanya kepada isterinya, “Apakah seseorang telah datang menemuimu?” Lalu sang isteri menjawab, “Ya, kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia merangkan sifat-sifat orang itu), kemudian iapun menanyakan keberadaan dirimu, lalu akupun memberitahunya. Orang itu juga menanyakan kondisi kehidupan kita disini, maka akupun memberitahunya bahwa hidup kita sedang sulit dan kesusahan.” Kemudian Nabi Ismail pun bertanya kembali, “Apakah ia telah berpesan sesuatu kepadamu?” Sang isteri menjawab, “Ya, ia titip salam untukmu. Ia juga telah menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu.” Kemudian Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah Nabi Ibrahim, ayahku”. (maksud dari pesan itu adalah) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu, kembalilah engkau kepada keluargamu.” Sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim, ayahnya, Nabi Ismail pun menceraikan isterinya, kemudian menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah dalam jangka waktu yang agak lama Nabi Ibrahim tidak mengunjungi lagi, kemudian iapun kembali berkunjung ke kediaman anaknya, Nabi Ismail. Dan saat itu, Nabi Ibrahim pun tidak bertemu dengan Nabi Ismail, kecuali manantunya (isteri Nabi Ismail yang baru). Kemudian, Nabi Ibrahim pun bertanya perihal keberadaan Nabi Ismail. Maka isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Beliau sedang keluar mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada wanita itu, “Bagaimanakah keadaan dan kehidupan kalian?” “Kami berada dalam keadaan baik dan berkecukupan,” isteri Nabi Ismail menjawab seraya memuji kepada Allah. Kemudian, Nabi Ibrahim masih melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang biasa kalian makan?” Isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Kami makan daging.” “Apa yang biasa kalian minum?” Nabi Ibrahim melanjutkan pertanyaannya. “Air”, jawab isteri Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air.”
Nabi saw bersabda, “Ketika itu mereka belum mempunyai makanan berupa biji-bijian. Seandainya mereka memilikinya, niscaya Nabi Ibrahim berdoa agar mereka diberi berkah pada biji-bijian itu.”
Ibnu Abbas berkata, “Bagi penduduk diluar Mekkah, tidak ada seorangpun yang cocok hanya dengan memakan daging dan minum air saja.”
Setelah berdoa, kemudian Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya agar ia memperkokoh palang pintu rumahnya.”
Dan ketika sampai di rumah, Nabi Ismail bertanya kepada isterinya, “Apakah ada seseorang yang mengunjungimu?” Isterinya menjawab, “ya, ada seorang tua yang keadaannya sangat bagus (ia menyanjung Nabi Ibrahim). Ia bertanya kepadaku mengenai dirimu, lalu aku memberitahukannya. Kemudian, ia juga menanyakan tentang keadaan kehidupan kita, dan aku menjawab bahwa kita berada dalam keadaan baik. Nabi Ismail bertanya lagi kepada isterinya, “Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?” “Ya, ia menitipkan salam kepadamu dan juga menyuruhmu untuk memperkokoh palang pintu rumahmu.”
Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu yang ia maksud. Ia menyuruhku agar mempertahankanmu (tidak menceraikanmu)”.
NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL AS

Written by TAUHID
Monday, 03 November 2008 13:22
Menapak di usia remajanya, Nabi Ismail menjadi orang yang paling dihargai dan dikagumi di kalangan Bani Jurhum, dimana Ismail mempelajari bahasa Arab dari mereka. Setelah nabi Ismail mencapai usia dewasa, ia kemudian dinikahkan dengan salah seorang wanita yang berasal dari kalangan mereka, Bani Jurhum yang telah mengajarinya bahasa Arab, yang mengagumi dan sangat mengahargai nabi Ismail. Tidak lama setelah pernikahannya, ibunda nabi Ismail pun meninggal.
Setelah nabi Ismail menikah, ayahnya, Nabi Ibrahim datang berkunjung ke rumahnya untuk menemuinya beserta keluarga Nabi Ismail. Sesampainya di sana, Nabi Ibrahim tidak menemukan Nabi Ismail kecuali isterinya, menantu Nabi Ibrahim. Kemudian Nabi Ibrahim pun bertanya kepada isterinya mengenai keberadaan Nabi Ismail, kemudian ia menjawab, “Ia (Nabi Ismail) sedang pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada isteri Nabi Ismail perihal kehidupan dan keadaan mereka. Dan sang menantupun menjawab, “Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan.” Isteri nabi Ismail mengadu kepada Nabi Ibrahim. Kemudian, Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya untuk mengganti palang pintu rumahnya.”
Ketika Nabi Ismail pulang, ia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, Nabi Ismail pun bertanya kepada isterinya, “Apakah seseorang telah datang menemuimu?” Lalu sang isteri menjawab, “Ya, kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia merangkan sifat-sifat orang itu), kemudian iapun menanyakan keberadaan dirimu, lalu akupun memberitahunya. Orang itu juga menanyakan kondisi kehidupan kita disini, maka akupun memberitahunya bahwa hidup kita sedang sulit dan kesusahan.” Kemudian Nabi Ismail pun bertanya kembali, “Apakah ia telah berpesan sesuatu kepadamu?” Sang isteri menjawab, “Ya, ia titip salam untukmu. Ia juga telah menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu.” Kemudian Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah Nabi Ibrahim, ayahku”. (maksud dari pesan itu adalah) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu, kembalilah engkau kepada keluargamu.” Sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim, ayahnya, Nabi Ismail pun menceraikan isterinya, kemudian menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah dalam jangka waktu yang agak lama Nabi Ibrahim tidak mengunjungi lagi, kemudian iapun kembali berkunjung ke kediaman anaknya, Nabi Ismail. Dan saat itu, Nabi Ibrahim pun tidak bertemu dengan Nabi Ismail, kecuali manantunya (isteri Nabi Ismail yang baru). Kemudian, Nabi Ibrahim pun bertanya perihal keberadaan Nabi Ismail. Maka isteri Nabi Ismail pun me
NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL AS

Written byTAUHID
Monday, 03 November 2008 13:22
Menapak di usia remajanya, Nabi Ismail menjadi orang yang paling dihargai dan dikagumi di kalangan Bani Jurhum, dimana Ismail mempelajari bahasa Arab dari mereka. Setelah nabi Ismail mencapai usia dewasa, ia kemudian dinikahkan dengan salah seorang wanita yang berasal dari kalangan mereka, Bani Jurhum yang telah mengajarinya bahasa Arab, yang mengagumi dan sangat mengahargai nabi Ismail. Tidak lama setelah pernikahannya, ibunda nabi Ismail pun meninggal.
Setelah nabi Ismail menikah, ayahnya, Nabi Ibrahim datang berkunjung ke rumahnya untuk menemuinya beserta keluarga Nabi Ismail. Sesampainya di sana, Nabi Ibrahim tidak menemukan Nabi Ismail kecuali isterinya, menantu Nabi Ibrahim. Kemudian Nabi Ibrahim pun bertanya kepada isterinya mengenai keberadaan Nabi Ismail, kemudian ia menjawab, “Ia (Nabi Ismail) sedang pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada isteri Nabi Ismail perihal kehidupan dan keadaan mereka. Dan sang menantupun menjawab, “Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan.” Isteri nabi Ismail mengadu kepada Nabi Ibrahim. Kemudian, Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya untuk mengganti palang pintu rumahnya.”
Ketika Nabi Ismail pulang, ia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, Nabi Ismail pun bertanya kepada isterinya, “Apakah seseorang telah datang menemuimu?” Lalu sang isteri menjawab, “Ya, kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia merangkan sifat-sifat orang itu), kemudian iapun menanyakan keberadaan dirimu, lalu akupun memberitahunya. Orang itu juga menanyakan kondisi kehidupan kita disini, maka akupun memberitahunya bahwa hidup kita sedang sulit dan kesusahan.” Kemudian Nabi Ismail pun bertanya kembali, “Apakah ia telah berpesan sesuatu kepadamu?” Sang isteri menjawab, “Ya, ia titip salam untukmu. Ia juga telah menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu.” Kemudian Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah Nabi Ibrahim, ayahku”. (maksud dari pesan itu adalah) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu, kembalilah engkau kepada keluargamu.” Sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim, ayahnya, Nabi Ismail pun menceraikan isterinya, kemudian menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah dalam jangka waktu yang agak lama Nabi Ibrahim tidak mengunjungi lagi, kemudian iapun kembali berkunjung ke kediaman anaknya, Nabi Ismail. Dan saat itu, Nabi Ibrahim pun tidak bertemu dengan Nabi Ismail, kecuali manantunya (isteri Nabi Ismail yang baru). Kemudian, Nabi Ibrahim pun bertanya perihal keberadaan Nabi Ismail. Maka isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Beliau sedang keluar mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada wanita itu, “Bagaimanakah keadaan dan kehidupan kalian?” “Kami berada dalam keadaan baik dan berkecukupan,” isteri Nabi Ismail menjawab seraya memuji kepada Allah. Kemudian, Nabi Ibrahim masih melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang biasa kalian makan?” Isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Kami makan daging.” “Apa yang biasa kalian minum?” Nabi Ibrahim melanjutkan pertanyaannya. “Air”, jawab isteri Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air.”
Nabi saw bersabda, “Ketika itu mereka belum mempunyai makanan berupa biji-bijian. Seandainya mereka memilikinya, niscaya Nabi Ibrahim berdoa agar mereka diberi berkah pada biji-bijian itu.”
Ibnu Abbas berkata, “Bagi penduduk diluar Mekkah, tidak ada seorangpun yang cocok hanya dengan memakan daging dan minum air saja.”
Setelah berdoa, kemudian Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya agar ia memperkokoh palang pintu rumahnya.”
Dan ketika sampai di rumah, Nabi Ismail bertanya kepada isterinya, “Apakah ada seseorang yang mengunjungimu?” Isterinya menjawab, “ya, ada seorang tua yang keadaannya sangat bagus (ia menyanjung Nabi Ibrahim). Ia bertanya kepadaku mengenai dirimu, lalu aku memberitahukannya. Kemudian, ia juga menanyakan tentang keadaan kehidupan kita, dan aku menjawab bahwa kita berada dalam keadaan baik. Nabi Ismail bertanya lagi kepada isterinya, “Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?” “Ya, ia menitipkan salam kepadamu dan juga menyuruhmu untuk memperkokoh palang pintu rumahmu.”
Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu yang ia maksud. Ia menyuruhku agar mempertahankanmu (tidak menceraikanmu)”.

njawab, “Beliau sedang keluar mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada wanita itu, “Bagaimanakah keadaan dan kehidupan kalian?” “Kami berada dalam keadaan baik dan berkecukupan,” isteri Nabi Ismail menjawab seraya memuji kepada Allah. Kemudian, Nabi Ibrahim masih melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang biasa kalian makan?” Isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Kami makan daging.” “Apa yang biasa kalian minum?” Nabi Ibrahim melanjutkan pertanyaannya. “Air”, jawab isteri Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air.”
Nabi saw bersabda, “Ketika itu mereka belum mempunyai makanan berupa biji-bijian. Seandainya mereka memilikinya, niscaya Nabi Ibrahim berdoa agar mereka diberi berkah pada biji-bijian itu.”
Ibnu Abbas berkata, “Bagi penduduk diluar Mekkah, tidak ada seorangpun yang cocok hanya dengan memakan daging dan minum air saja.”
Setelah berdoa, kemudian Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya agar ia memperkokoh palang pintu rumahnya.”
Dan ketika sampai di rumah, Nabi Ismail bertanya kepada isterinya, “Apakah ada seseorang yang mengunjungimu?” Isterinya menjawab, “ya, ada seorang tua yang keadaannya sangat bagus (ia menyanjung Nabi Ibrahim). Ia bertanya kepadaku mengenai dirimu, lalu aku memberitahukannya. Kemudian, ia juga menanyakan tentang keadaan kehidupan kita, dan aku menjawab bahwa kita berada dalam keadaan baik. Nabi Ismail bertanya lagi kepada isterinya, “Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?” “Ya, ia menitipkan salam kepadamu dan juga menyuruhmu untuk memperkokoh palang pintu rumahmu.”
Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu yang ia maksud. Ia menyuruhku agar mempertahankanmu (tidak menceraikanmu)”.

NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL AS

Written by TAUHID
Monday, 03 November 2008 13:22
Menapak di usia remajanya, Nabi Ismail menjadi orang yang paling dihargai dan dikagumi di kalangan Bani Jurhum, dimana Ismail mempelajari bahasa Arab dari mereka. Setelah nabi Ismail mencapai usia dewasa, ia kemudian dinikahkan dengan salah seorang wanita yang berasal dari kalangan mereka, Bani Jurhum yang telah mengajarinya bahasa Arab, yang mengagumi dan sangat mengahargai nabi Ismail. Tidak lama setelah pernikahannya, ibunda nabi Ismail pun meninggal.
Setelah nabi Ismail menikah, ayahnya, Nabi Ibrahim datang berkunjung ke rumahnya untuk menemuinya beserta keluarga Nabi Ismail. Sesampainya di sana, Nabi Ibrahim tidak menemukan Nabi Ismail kecuali isterinya, menantu Nabi Ibrahim. Kemudian Nabi Ibrahim pun bertanya kepada isterinya mengenai keberadaan Nabi Ismail, kemudian ia menjawab, “Ia (Nabi Ismail) sedang pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada isteri Nabi Ismail perihal kehidupan dan keadaan mereka. Dan sang menantupun menjawab, “Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan.” Isteri nabi Ismail mengadu kepada Nabi Ibrahim. Kemudian, Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya untuk mengganti palang pintu rumahnya.”
Ketika Nabi Ismail pulang, ia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, Nabi Ismail pun bertanya kepada isterinya, “Apakah seseorang telah datang menemuimu?” Lalu sang isteri menjawab, “Ya, kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia merangkan sifat-sifat orang itu), kemudian iapun menanyakan keberadaan dirimu, lalu akupun memberitahunya. Orang itu juga menanyakan kondisi kehidupan kita disini, maka akupun memberitahunya bahwa hidup kita sedang sulit dan kesusahan.” Kemudian Nabi Ismail pun bertanya kembali, “Apakah ia telah berpesan sesuatu kepadamu?” Sang isteri menjawab, “Ya, ia titip salam untukmu. Ia juga telah menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu.” Kemudian Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah Nabi Ibrahim, ayahku”. (maksud dari pesan itu adalah) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu, kembalilah engkau kepada keluargamu.” Sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim, ayahnya, Nabi Ismail pun menceraikan isterinya, kemudian menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah dalam jangka waktu yang agak lama Nabi Ibrahim tidak mengunjungi lagi, kemudian iapun kembali berkunjung ke kediaman anaknya, Nabi Ismail. Dan saat itu, Nabi Ibrahim pun tidak bertemu dengan Nabi Ismail, kecuali manantunya (isteri Nabi Ismail yang baru). Kemudian, Nabi Ibrahim pun bertanya perihal keberadaan Nabi Ismail. Maka isteri Nabi Ismail pun me
NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL AS

Written byTAUHID
Monday, 03 November 2008 13:22
Menapak di usia remajanya, Nabi Ismail menjadi orang yang paling dihargai dan dikagumi di kalangan Bani Jurhum, dimana Ismail mempelajari bahasa Arab dari mereka. Setelah nabi Ismail mencapai usia dewasa, ia kemudian dinikahkan dengan salah seorang wanita yang berasal dari kalangan mereka, Bani Jurhum yang telah mengajarinya bahasa Arab, yang mengagumi dan sangat mengahargai nabi Ismail. Tidak lama setelah pernikahannya, ibunda nabi Ismail pun meninggal.
Setelah nabi Ismail menikah, ayahnya, Nabi Ibrahim datang berkunjung ke rumahnya untuk menemuinya beserta keluarga Nabi Ismail. Sesampainya di sana, Nabi Ibrahim tidak menemukan Nabi Ismail kecuali isterinya, menantu Nabi Ibrahim. Kemudian Nabi Ibrahim pun bertanya kepada isterinya mengenai keberadaan Nabi Ismail, kemudian ia menjawab, “Ia (Nabi Ismail) sedang pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada isteri Nabi Ismail perihal kehidupan dan keadaan mereka. Dan sang menantupun menjawab, “Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan.” Isteri nabi Ismail mengadu kepada Nabi Ibrahim. Kemudian, Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya untuk mengganti palang pintu rumahnya.”
Ketika Nabi Ismail pulang, ia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, Nabi Ismail pun bertanya kepada isterinya, “Apakah seseorang telah datang menemuimu?” Lalu sang isteri menjawab, “Ya, kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia merangkan sifat-sifat orang itu), kemudian iapun menanyakan keberadaan dirimu, lalu akupun memberitahunya. Orang itu juga menanyakan kondisi kehidupan kita disini, maka akupun memberitahunya bahwa hidup kita sedang sulit dan kesusahan.” Kemudian Nabi Ismail pun bertanya kembali, “Apakah ia telah berpesan sesuatu kepadamu?” Sang isteri menjawab, “Ya, ia titip salam untukmu. Ia juga telah menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu.” Kemudian Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah Nabi Ibrahim, ayahku”. (maksud dari pesan itu adalah) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu, kembalilah engkau kepada keluargamu.” Sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim, ayahnya, Nabi Ismail pun menceraikan isterinya, kemudian menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah dalam jangka waktu yang agak lama Nabi Ibrahim tidak mengunjungi lagi, kemudian iapun kembali berkunjung ke kediaman anaknya, Nabi Ismail. Dan saat itu, Nabi Ibrahim pun tidak bertemu dengan Nabi Ismail, kecuali manantunya (isteri Nabi Ismail yang baru). Kemudian, Nabi Ibrahim pun bertanya perihal keberadaan Nabi Ismail. Maka isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Beliau sedang keluar mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada wanita itu, “Bagaimanakah keadaan dan kehidupan kalian?” “Kami berada dalam keadaan baik dan berkecukupan,” isteri Nabi Ismail menjawab seraya memuji kepada Allah. Kemudian, Nabi Ibrahim masih melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang biasa kalian makan?” Isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Kami makan daging.” “Apa yang biasa kalian minum?” Nabi Ibrahim melanjutkan pertanyaannya. “Air”, jawab isteri Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air.”
Nabi saw bersabda, “Ketika itu mereka belum mempunyai makanan berupa biji-bijian. Seandainya mereka memilikinya, niscaya Nabi Ibrahim berdoa agar mereka diberi berkah pada biji-bijian itu.”
Ibnu Abbas berkata, “Bagi penduduk diluar Mekkah, tidak ada seorangpun yang cocok hanya dengan memakan daging dan minum air saja.”
Setelah berdoa, kemudian Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya agar ia memperkokoh palang pintu rumahnya.”
Dan ketika sampai di rumah, Nabi Ismail bertanya kepada isterinya, “Apakah ada seseorang yang mengunjungimu?” Isterinya menjawab, “ya, ada seorang tua yang keadaannya sangat bagus (ia menyanjung Nabi Ibrahim). Ia bertanya kepadaku mengenai dirimu, lalu aku memberitahukannya. Kemudian, ia juga menanyakan tentang keadaan kehidupan kita, dan aku menjawab bahwa kita berada dalam keadaan baik. Nabi Ismail bertanya lagi kepada isterinya, “Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?” “Ya, ia menitipkan salam kepadamu dan juga menyuruhmu untuk memperkokoh palang pintu rumahmu.”
Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu yang ia maksud. Ia menyuruhku agar mempertahankanmu (tidak menceraikanmu)”.

njawab, “Beliau sedang keluar mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada wanita itu, “Bagaimanakah keadaan dan kehidupan kalian?” “Kami berada dalam keadaan baik dan berkecukupan,” isteri Nabi Ismail menjawab seraya memuji kepada Allah. Kemudian, Nabi Ibrahim masih melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang biasa kalian makan?” Isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Kami makan daging.” “Apa yang biasa kalian minum?” Nabi Ibrahim melanjutkan pertanyaannya. “Air”, jawab isteri Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air.”
Nabi saw bersabda, “Ketika itu mereka belum mempunyai makanan berupa biji-bijian. Seandainya mereka memilikinya, niscaya Nabi Ibrahim berdoa agar mereka diberi berkah pada biji-bijian itu.”
Ibnu Abbas berkata, “Bagi penduduk diluar Mekkah, tidak ada seorangpun yang cocok hanya dengan memakan daging dan minum air saja.”
Setelah berdoa, kemudian Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya agar ia memperkokoh palang pintu rumahnya.”
Dan ketika sampai di rumah, Nabi Ismail bertanya kepada isterinya, “Apakah ada seseorang yang mengunjungimu?” Isterinya menjawab, “ya, ada seorang tua yang keadaannya sangat bagus (ia menyanjung Nabi Ibrahim). Ia bertanya kepadaku mengenai dirimu, lalu aku memberitahukannya. Kemudian, ia juga menanyakan tentang keadaan kehidupan kita, dan aku menjawab bahwa kita berada dalam keadaan baik. Nabi Ismail bertanya lagi kepada isterinya, “Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?” “Ya, ia menitipkan salam kepadamu dan juga menyuruhmu untuk memperkokoh palang pintu rumahmu.”
Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu yang ia maksud. Ia menyuruhku agar mempertahankanmu (tidak menceraikanmu)”.

NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL AS

Written by abdullah
Monday, 03 November 2008 13:22
Menapak di usia remajanya, Nabi Ismail menjadi orang yang paling dihargai dan dikagumi di kalangan Bani Jurhum, dimana Ismail mempelajari bahasa Arab dari mereka. Setelah nabi Ismail mencapai usia dewasa, ia kemudian dinikahkan dengan salah seorang wanita yang berasal dari kalangan mereka, Bani Jurhum yang telah mengajarinya bahasa Arab, yang mengagumi dan sangat mengahargai nabi Ismail. Tidak lama setelah pernikahannya, ibunda nabi Ismail pun meninggal.
Setelah nabi Ismail menikah, ayahnya, Nabi Ibrahim datang berkunjung ke rumahnya untuk menemuinya beserta keluarga Nabi Ismail. Sesampainya di sana, Nabi Ibrahim tidak menemukan Nabi Ismail kecuali isterinya, menantu Nabi Ibrahim. Kemudian Nabi Ibrahim pun bertanya kepada isterinya mengenai keberadaan Nabi Ismail, kemudian ia menjawab, “Ia (Nabi Ismail) sedang pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada isteri Nabi Ismail perihal kehidupan dan keadaan mereka. Dan sang menantupun menjawab, “Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan.” Isteri nabi Ismail mengadu kepada Nabi Ibrahim. Kemudian, Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya untuk mengganti palang pintu rumahnya.”
Ketika Nabi Ismail pulang, ia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, Nabi Ismail pun bertanya kepada isterinya, “Apakah seseorang telah datang menemuimu?” Lalu sang isteri menjawab, “Ya, kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia merangkan sifat-sifat orang itu), kemudian iapun menanyakan keberadaan dirimu, lalu akupun memberitahunya. Orang itu juga menanyakan kondisi kehidupan kita disini, maka akupun memberitahunya bahwa hidup kita sedang sulit dan kesusahan.” Kemudian Nabi Ismail pun bertanya kembali, “Apakah ia telah berpesan sesuatu kepadamu?” Sang isteri menjawab, “Ya, ia titip salam untukmu. Ia juga telah menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu.” Kemudian Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah Nabi Ibrahim, ayahku”. (maksud dari pesan itu adalah) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu, kembalilah engkau kepada keluargamu.” Sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim, ayahnya, Nabi Ismail pun menceraikan isterinya, kemudian menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah dalam jangka waktu yang agak lama Nabi Ibrahim tidak mengunjungi lagi, kemudian iapun kembali berkunjung ke kediaman anaknya, Nabi Ismail. Dan saat itu, Nabi Ibrahim pun tidak bertemu dengan Nabi Ismail, kecuali manantunya (isteri Nabi Ismail yang baru). Kemudian, Nabi Ibrahim pun bertanya perihal keberadaan Nabi Ismail. Maka isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Beliau sedang keluar mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada wanita itu, “Bagaimanakah keadaan dan kehidupan kalian?” “Kami berada dalam keadaan baik dan berkecukupan,” isteri Nabi Ismail menjawab seraya memuji kepada Allah. Kemudian, Nabi Ibrahim masih melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang biasa kalian makan?” Isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Kami makan daging.” “Apa yang biasa kalian minum?” Nabi Ibrahim melanjutkan pertanyaannya. “Air”, jawab isteri Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air.”
Nabi saw bersabda, “Ketika itu mereka belum mempunyai makanan berupa biji-bijian. Seandainya mereka memilikinya, niscaya Nabi Ibrahim berdoa agar mereka diberi berkah pada biji-bijian itu.”
Ibnu Abbas berkata, “Bagi penduduk diluar Mekkah, tidak ada seorangpun yang cocok hanya dengan memakan daging dan minum air saja.”
Setelah berdoa, kemudian Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya agar ia memperkokoh palang pintu rumahnya.”
Dan ketika sampai di rumah, Nabi Ismail bertanya kepada isterinya, “Apakah ada seseorang yang mengunjungimu?” Isterinya menjawab, “ya, ada seorang tua yang keadaannya sangat bagus (ia menyanjung Nabi Ibrahim). Ia bertanya kepadaku mengenai dirimu, lalu aku memberitahukannya. Kemudian, ia juga menanyakan tentang keadaan kehidupan kita, dan aku menjawab bahwa kita berada dalam keadaan baik. Nabi Ismail bertanya lagi kepada isterinya, “Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?” “Ya, ia menitipkan salam kepadamu dan juga menyuruhmu untuk memperkokoh palang pintu rumahmu.”
Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu yang ia maksud. Ia menyuruhku agar mempertahankanmu (tidak menceraikanmu)”.

NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL AS

Written by abdullah
Monday, 03 November 2008 13:22
Menapak di usia remajanya, Nabi Ismail menjadi orang yang paling dihargai dan dikagumi di kalangan Bani Jurhum, dimana Ismail mempelajari bahasa Arab dari mereka. Setelah nabi Ismail mencapai usia dewasa, ia kemudian dinikahkan dengan salah seorang wanita yang berasal dari kalangan mereka, Bani Jurhum yang telah mengajarinya bahasa Arab, yang mengagumi dan sangat mengahargai nabi Ismail. Tidak lama setelah pernikahannya, ibunda nabi Ismail pun meninggal.
Setelah nabi Ismail menikah, ayahnya, Nabi Ibrahim datang berkunjung ke rumahnya untuk menemuinya beserta keluarga Nabi Ismail. Sesampainya di sana, Nabi Ibrahim tidak menemukan Nabi Ismail kecuali isterinya, menantu Nabi Ibrahim. Kemudian Nabi Ibrahim pun bertanya kepada isterinya mengenai keberadaan Nabi Ismail, kemudian ia menjawab, “Ia (Nabi Ismail) sedang pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada isteri Nabi Ismail perihal kehidupan dan keadaan mereka. Dan sang menantupun menjawab, “Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan.” Isteri nabi Ismail mengadu kepada Nabi Ibrahim. Kemudian, Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya untuk mengganti palang pintu rumahnya.”
Ketika Nabi Ismail pulang, ia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, Nabi Ismail pun bertanya kepada isterinya, “Apakah seseorang telah datang menemuimu?” Lalu sang isteri menjawab, “Ya, kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia merangkan sifat-sifat orang itu), kemudian iapun menanyakan keberadaan dirimu, lalu akupun memberitahunya. Orang itu juga menanyakan kondisi kehidupan kita disini, maka akupun memberitahunya bahwa hidup kita sedang sulit dan kesusahan.” Kemudian Nabi Ismail pun bertanya kembali, “Apakah ia telah berpesan sesuatu kepadamu?” Sang isteri menjawab, “Ya, ia titip salam untukmu. Ia juga telah menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu.” Kemudian Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah Nabi Ibrahim, ayahku”. (maksud dari pesan itu adalah) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu, kembalilah engkau kepada keluargamu.” Sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim, ayahnya, Nabi Ismail pun menceraikan isterinya, kemudian menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah dalam jangka waktu yang agak lama Nabi Ibrahim tidak mengunjungi lagi, kemudian iapun kembali berkunjung ke kediaman anaknya, Nabi Ismail. Dan saat itu, Nabi Ibrahim pun tidak bertemu dengan Nabi Ismail, kecuali manantunya (isteri Nabi Ismail yang baru). Kemudian, Nabi Ibrahim pun bertanya perihal keberadaan Nabi Ismail. Maka isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Beliau sedang keluar mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada wanita itu, “Bagaimanakah keadaan dan kehidupan kalian?” “Kami berada dalam keadaan baik dan berkecukupan,” isteri Nabi Ismail menjawab seraya memuji kepada Allah. Kemudian, Nabi Ibrahim masih melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang biasa kalian makan?” Isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Kami makan daging.” “Apa yang biasa kalian minum?” Nabi Ibrahim melanjutkan pertanyaannya. “Air”, jawab isteri Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air.”
Nabi saw bersabda, “Ketika itu mereka belum mempunyai makanan berupa biji-bijian. Seandainya mereka memilikinya, niscaya Nabi Ibrahim berdoa agar mereka diberi berkah pada biji-bijian itu.”
Ibnu Abbas berkata, “Bagi penduduk diluar Mekkah, tidak ada seorangpun yang cocok hanya dengan memakan daging dan minum air saja.”
Setelah berdoa, kemudian Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya agar ia memperkokoh palang pintu rumahnya.”
Dan ketika sampai di rumah, Nabi Ismail bertanya kepada isterinya, “Apakah ada seseorang yang mengunjungimu?” Isterinya menjawab, “ya, ada seorang tua yang keadaannya sangat bagus (ia menyanjung Nabi Ibrahim). Ia bertanya kepadaku mengenai dirimu, lalu aku memberitahukannya. Kemudian, ia juga menanyakan tentang keadaan kehidupan kita, dan aku menjawab bahwa kita berada dalam keadaan baik. Nabi Ismail bertanya lagi kepada isterinya, “Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?” “Ya, ia menitipkan salam kepadamu dan juga menyuruhmu untuk memperkokoh palang pintu rumahmu.”
Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu yang ia maksud. Ia menyuruhku agar mempertahankanmu (tidak menceraikanmu)”.
NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL AS

Written by abdullah
Monday, 03 November 2008 13:22
Menapak di usia remajanya, Nabi Ismail menjadi orang yang paling dihargai dan dikagumi di kalangan Bani Jurhum, dimana Ismail mempelajari bahasa Arab dari mereka. Setelah nabi Ismail mencapai usia dewasa, ia kemudian dinikahkan dengan salah seorang wanita yang berasal dari kalangan mereka, Bani Jurhum yang telah mengajarinya bahasa Arab, yang mengagumi dan sangat mengahargai nabi Ismail. Tidak lama setelah pernikahannya, ibunda nabi Ismail pun meninggal.
Setelah nabi Ismail menikah, ayahnya, Nabi Ibrahim datang berkunjung ke rumahnya untuk menemuinya beserta keluarga Nabi Ismail. Sesampainya di sana, Nabi Ibrahim tidak menemukan Nabi Ismail kecuali isterinya, menantu Nabi Ibrahim. Kemudian Nabi Ibrahim pun bertanya kepada isterinya mengenai keberadaan Nabi Ismail, kemudian ia menjawab, “Ia (Nabi Ismail) sedang pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada isteri Nabi Ismail perihal kehidupan dan keadaan mereka. Dan sang menantupun menjawab, “Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan.” Isteri nabi Ismail mengadu kepada Nabi Ibrahim. Kemudian, Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya untuk mengganti palang pintu rumahnya.”
Ketika Nabi Ismail pulang, ia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, Nabi Ismail pun bertanya kepada isterinya, “Apakah seseorang telah datang menemuimu?” Lalu sang isteri menjawab, “Ya, kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia merangkan sifat-sifat orang itu), kemudian iapun menanyakan keberadaan dirimu, lalu akupun memberitahunya. Orang itu juga menanyakan kondisi kehidupan kita disini, maka akupun memberitahunya bahwa hidup kita sedang sulit dan kesusahan.” Kemudian Nabi Ismail pun bertanya kembali, “Apakah ia telah berpesan sesuatu kepadamu?” Sang isteri menjawab, “Ya, ia titip salam untukmu. Ia juga telah menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu.” Kemudian Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah Nabi Ibrahim, ayahku”. (maksud dari pesan itu adalah) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu, kembalilah engkau kepada keluargamu.” Sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim, ayahnya, Nabi Ismail pun menceraikan isterinya, kemudian menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah dalam jangka waktu yang agak lama Nabi Ibrahim tidak mengunjungi lagi, kemudian iapun kembali berkunjung ke kediaman anaknya, Nabi Ismail. Dan saat itu, Nabi Ibrahim pun tidak bertemu dengan Nabi Ismail, kecuali manantunya (isteri Nabi Ismail yang baru). Kemudian, Nabi Ibrahim pun bertanya perihal keberadaan Nabi Ismail. Maka isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Beliau sedang keluar mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada wanita itu, “Bagaimanakah keadaan dan kehidupan kalian?” “Kami berada dalam keadaan baik dan berkecukupan,” isteri Nabi Ismail menjawab seraya memuji kepada Allah. Kemudian, Nabi Ibrahim masih melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang biasa kalian makan?” Isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Kami makan daging.” “Apa yang biasa kalian minum?” Nabi Ibrahim melanjutkan pertanyaannya. “Air”, jawab isteri Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air.”
Nabi saw bersabda, “Ketika itu mereka belum mempunyai makanan berupa biji-bijian. Seandainya mereka memilikinya, niscaya Nabi Ibrahim berdoa agar mereka diberi berkah pada biji-bijian itu.”
Ibnu Abbas berkata, “Bagi penduduk diluar Mekkah, tidak ada seorangpun yang cocok hanya dengan memakan daging dan minum air saja.”
Setelah berdoa, kemudian Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya agar ia memperkokoh palang pintu rumahnya.”
Dan ketika sampai di rumah, Nabi Ismail bertanya kepada isterinya, “Apakah ada seseorang yang mengunjungimu?” Isterinya menjawab, “ya, ada seorang tua yang keadaannya sangat bagus (ia menyanjung Nabi Ibrahim). Ia bertanya kepadaku mengenai dirimu, lalu aku memberitahukannya. Kemudian, ia juga menanyakan tentang keadaan kehidupan kita, dan aku menjawab bahwa kita berada dalam keadaan baik. Nabi Ismail bertanya lagi kepada isterinya, “Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?” “Ya, ia menitipkan salam kepadamu dan juga menyuruhmu untuk memperkokoh palang pintu rumahmu.”
Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu yang ia maksud. Ia menyuruhku agar mempertahankanmu (tidak menceraikanmu)”.

NABI IBRAHIM DAN NABI ISMAIL AS

Written by abdullah
Monday, 03 November 2008 13:22
Menapak di usia remajanya, Nabi Ismail menjadi orang yang paling dihargai dan dikagumi di kalangan Bani Jurhum, dimana Ismail mempelajari bahasa Arab dari mereka. Setelah nabi Ismail mencapai usia dewasa, ia kemudian dinikahkan dengan salah seorang wanita yang berasal dari kalangan mereka, Bani Jurhum yang telah mengajarinya bahasa Arab, yang mengagumi dan sangat mengahargai nabi Ismail. Tidak lama setelah pernikahannya, ibunda nabi Ismail pun meninggal.
Setelah nabi Ismail menikah, ayahnya, Nabi Ibrahim datang berkunjung ke rumahnya untuk menemuinya beserta keluarga Nabi Ismail. Sesampainya di sana, Nabi Ibrahim tidak menemukan Nabi Ismail kecuali isterinya, menantu Nabi Ibrahim. Kemudian Nabi Ibrahim pun bertanya kepada isterinya mengenai keberadaan Nabi Ismail, kemudian ia menjawab, “Ia (Nabi Ismail) sedang pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada isteri Nabi Ismail perihal kehidupan dan keadaan mereka. Dan sang menantupun menjawab, “Kami dalam keadaan yang buruk. Hidup kami dalam kesusahan dan kesulitan.” Isteri nabi Ismail mengadu kepada Nabi Ibrahim. Kemudian, Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya untuk mengganti palang pintu rumahnya.”
Ketika Nabi Ismail pulang, ia merasakan sesuatu yang tidak biasa. Kemudian, Nabi Ismail pun bertanya kepada isterinya, “Apakah seseorang telah datang menemuimu?” Lalu sang isteri menjawab, “Ya, kami didatangi oleh seorang laki-laki yang sudah tua, begini dan begitu (ia merangkan sifat-sifat orang itu), kemudian iapun menanyakan keberadaan dirimu, lalu akupun memberitahunya. Orang itu juga menanyakan kondisi kehidupan kita disini, maka akupun memberitahunya bahwa hidup kita sedang sulit dan kesusahan.” Kemudian Nabi Ismail pun bertanya kembali, “Apakah ia telah berpesan sesuatu kepadamu?” Sang isteri menjawab, “Ya, ia titip salam untukmu. Ia juga telah menyuruhmu untuk mengganti palang pintu rumahmu.” Kemudian Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah Nabi Ibrahim, ayahku”. (maksud dari pesan itu adalah) ia menyuruhku untuk menceraikanmu, karena itu, kembalilah engkau kepada keluargamu.” Sesuai dengan pesan Nabi Ibrahim, ayahnya, Nabi Ismail pun menceraikan isterinya, kemudian menikahi wanita lain dari Bani Jurhum.
Setelah dalam jangka waktu yang agak lama Nabi Ibrahim tidak mengunjungi lagi, kemudian iapun kembali berkunjung ke kediaman anaknya, Nabi Ismail. Dan saat itu, Nabi Ibrahim pun tidak bertemu dengan Nabi Ismail, kecuali manantunya (isteri Nabi Ismail yang baru). Kemudian, Nabi Ibrahim pun bertanya perihal keberadaan Nabi Ismail. Maka isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Beliau sedang keluar mencari nafkah untuk kami.” Lalu Nabi Ibrahim bertanya lagi kepada wanita itu, “Bagaimanakah keadaan dan kehidupan kalian?” “Kami berada dalam keadaan baik dan berkecukupan,” isteri Nabi Ismail menjawab seraya memuji kepada Allah. Kemudian, Nabi Ibrahim masih melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang biasa kalian makan?” Isteri Nabi Ismail pun menjawab, “Kami makan daging.” “Apa yang biasa kalian minum?” Nabi Ibrahim melanjutkan pertanyaannya. “Air”, jawab isteri Nabi Ismail. Kemudian Nabi Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, berkahilah mereka pada daging dan air.”
Nabi saw bersabda, “Ketika itu mereka belum mempunyai makanan berupa biji-bijian. Seandainya mereka memilikinya, niscaya Nabi Ibrahim berdoa agar mereka diberi berkah pada biji-bijian itu.”
Ibnu Abbas berkata, “Bagi penduduk diluar Mekkah, tidak ada seorangpun yang cocok hanya dengan memakan daging dan minum air saja.”
Setelah berdoa, kemudian Nabi Ibrahim pun pergi dengan menitipkan pesan kepada wanita itu untuk Nabi Ismail, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya agar ia memperkokoh palang pintu rumahnya.”
Dan ketika sampai di rumah, Nabi Ismail bertanya kepada isterinya, “Apakah ada seseorang yang mengunjungimu?” Isterinya menjawab, “ya, ada seorang tua yang keadaannya sangat bagus (ia menyanjung Nabi Ibrahim). Ia bertanya kepadaku mengenai dirimu, lalu aku memberitahukannya. Kemudian, ia juga menanyakan tentang keadaan kehidupan kita, dan aku menjawab bahwa kita berada dalam keadaan baik. Nabi Ismail bertanya lagi kepada isterinya, “Apakah ia berpesan sesuatu kepadamu?” “Ya, ia menitipkan salam kepadamu dan juga menyuruhmu untuk memperkokoh palang pintu rumahmu.”
Nabi Ismail berkata kepada isterinya, “Ia adalah ayahku, dan engkau adalah palang pintu yang ia maksud. Ia menyuruhku agar mempertahankanmu (tidak menceraikanmu)”.